About

About

slider

Recent

Search This Blog

Powered by Blogger.

Followers

Navigation

Pendidikan Jasmani

Hakikat Pendidikan Jasmani




Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk sosial, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Definisi pendidikan jasmani tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga tubuh.

Karenanya pendidikan jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran (psikis) dan tubuh (fisik) yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif. Pendidikan jasmani diharapkan mampu menciptakan tubuh yang baik bagi pikiran atau jiwa.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif.

Materi mata pelajaran pendidikan jasmani yang meliputi pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education). Materi-materi semacam ini disajikan untuk membantu peserta didik agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap dan berkelanjutan yang pada gilirannya peserta didik diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani.

2.2 Konsep Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Terdapat beberapa teori tentang konsep pembelajaran pendidikan jasmani. Menurut Syarifudin (1997), mengungkapkan bahwa konsep pendidikan jasmani mencakup empat komponen, antara lain:
Komponen Organik, merupakan gambaran aspek fisik dan psikomotor dan harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi ; kapasitas fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantng dan otot.
Komponen neuromuskuler, merupakan gambaran tentang aspek kemampuan unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan, keseimbangan, kecepatan dan lain-lain.
Komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan kognitif.
Komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadanan dengan afektif.

Dari keempat konsep pendidikan jasmani yang telah disampaikan, kemudian dikenal dengan istilah learning by moving. Secara harfiah, istilah tersebut berarti belajar melalui gerak. Makna yang lebih luas adalah kita belajar melalui gerak dengan pendidikan jasmani. Bukan belajar untuk bergerak yang selama ini menjadi persepsi kebanyakan orang.

Kemudian, dari keempat konsep tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga konsep saja, yaitu:
Mengembangkan aspek psikomotorik (keterampilan fisik);
Mengembangkan aspek kognitif (keterampilan intelektual);
Mengembangkan aspek afektif (keterampilan moral, emosional, sosial dan spiritual).

2.3 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani

Berdasarkan konsep learning by moving, pendidikan jasmani memiliki tujuan dan fungsi yang tentunya berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain. Adapaun tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani
Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama
Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain
Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

Selanjutnya adalah fungsi pendidikan jasmani, yang dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:

Aspek organik
menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan;
meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot;
meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama;
meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama;
meningkatkan fleksibelitas, yaitu; rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.

Aspek neuromuskuler
meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot;
mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap atau mencongklang, bergulir, dan menarik;
mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok;
mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli;
mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan;
mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain sebagainya;
mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti, menjelajah, mendaki, berkemah, berenang dan lainnya.

Aspek perseptual
mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat;
mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya;
mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki;
mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis;
mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu; konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang;
mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu; kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri;
mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.

Aspek kognitif
mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan;
meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika;
mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi;
meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani;
menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya;
meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

Aspek sosial
menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada;
mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok;
belajar berkomunikasi dengan orang lain;
mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok;
mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat;
mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat;
mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif;
belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif;
mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

Aspek emosional
mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani;
mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton;
melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat;
memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas;
menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.
Share
Banner

Post A Comment:

0 comments:

Entri yang Diunggulkan

Apa salah cadar?

Bismillahirohmanirrohim Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Perkenalkan nama saya wilda Lastari, usia saya 20 tahun. Dan saya ting...