About

About

slider

Recent

Search This Blog

Powered by Blogger.

Followers

Navigation

Pengaruh Globalisasi di Indonesia

2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI

Globalisasi belum memiliki arti yang pasti. Untuk mengartikannya tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain.
Anggapan yang ada selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau daerah akan tersisih oleh kekuatan budaya besar atau kekuatan budaya global. Misalnya saja tradisi gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat di desa, sekarang ini mulai sedikit orang yang mau melakukan. Masyarakat mulai bersifat individualisme yaitu mementingkan diri sendiri. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Kemajuan teknologi komunikasi memang telah membuat batas dan jarak menjadi hilang dan tidak berguna. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi di dunia.
ü Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di bidang ekonomi.
ü Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup.
ü Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televise satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
ü Peningkatan interaksi cultural (kebudayaan) melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional). Saat ini, kita mendapatkan gagasan dan pengalaman baru mengenai hal hal tentang beranekaragamnya budaya, misalnya dalam hal pakaian dan makanan.

2.1 PENGARUH GLOBALISASI DI BIDANG MAKANAN

Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum disajikan harus diolah terlebih dahulu, dan proses pengolahannya membutuhkan waktu yang lama.
Dengan adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih mengonsumsi makanan yang cepat saji. Cepat saji maksudnya adalah makanan yang singkat dalam penyajiannya dan tidak menunggu proses pemasakan yang lama. Makanan cepat saji biasa disebut fast food. Makanan cepat saji sekarang banyak dan mudah sekali ditemui.

Di samping itu juga ada makanan yang pembungkusnya menggunakan aluminium foil, biasanya makanan untuk anak-anak. Selain makanan juga ada minuman dalam kaleng, sehingga mudah dan dapat langsung diminum. Contoh makanan yang ada karena globalisasi: pizza, spagheti, burger, hot dog, hamburger, sushi, steak, puyunghai, dan donat. Contoh minuman: banyak bermunculan minuman isotonik.
Dengan adanya makanan cepat saji yang berasal dari luar negeri membuat orang merasa bangga jika bisa memakannya. Karena jika memakannya berarti disebut orang yang modern dan tidak ketinggalan zaman. Makanan cepat saji tidak semuanya aman untuk kesehatan. Jika ingin menikmati makanan atau minuman cepat saji, pilihlah jenis makanan atau minuman yang benar-benar aman untuk kesehatan.

2.2 SELERA LIDAH ORANG INDONESIA

Selera terkait dengan perasaan menyenangkan yang disebabkan oleh makanan tertentu sehingga timbul keinginan untuk makan. Pengalaman yang timbul karena perpaduan rasa makanan yang menimbulkan perasaan menyenangkan, tidak hanya mengenyangkan. Selera bisa jadi bersifat individual jika terkait dengan pengalaman unik pribadi seseorang saat makan. Tapi dari sisi penerimaan panca indra (terutama lidah pengecap), selera bisa diartikan menjadi keinginan rata-rata orang untuk menikmati makanan.
Setiap negara memang memiliki selera makan yang berbeda-beda, termasuk di Indonesia. Secara umum, selera orang Indonesia dikaitkan dengan bumbu sehingga cita rasa tersebut menjadi satu pegangan penting saat menyajikan masakan Indonesia. Orang Indonesia terbiasa memakan makanan yang mengandum garam. Apapun makanannya pasti terasa tidak lengkap bila tidak ditambah dengan garam. Ada juga beberapa orang Indonesia yang kalau makan harus ditambah dengan kerupuk. Bukan makan namanya bila tanpa keurupuk, katanya. Negara Indonesia memang surganya kerupuk. Apapun bisa dijadikan kerupuk, mulai dari kulit binatang, ceker ayam, hingga daun bayam. Selain surganya kerupuk, Indonesia juga merupakan surganya sambal. Di negara ini juga ada begitu banyak varian sambal. Nyaris setiap daerah memiliki kekhasan jenis sambal dengan cita rasanya masing-masing. Sepeti halnya kerupuk, bagi sebagian besar orang Indonesia, tak nikmat rasanya bila makan tanpa ditemani sambal atau apapun itu yang akan memberikan cita rasa pedas pada makanan.
Dan salah satu guyonan khas Indonesia adalah “Bukan orang Indonesia jika tidak suka makan dengan sambal pedas”. Selain menambah kenikmatan makan, sambal pedas juga dapat membuat nafsu makan bertambah. Tetapi sebagian besar masyarakat Indonesia ternyata lebih memilih untuk memanjakan selera makannya dengan mengonsumsi makanan apapun yang mereka suka tanpa memerhatikan kesehatannya.

2.3 MASUKNYA MAKANAN LUAR NEGERI KE INDONESIA

Masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai rasa keingintahuan budaya makanan luar negeri dan ingin mencobanya karena bosan dengan makanan tradisional. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dengan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang baru. Apalagi banyak makanan-makanan luar negeri yang dipromosikan lewat dunia maya maupun media cetak. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia tidak mau ketinggalan. Mereka pasti ingin menikmati apa yang ditawarkan oleh dunia maya maupun media cetak. Karena akibat itulah masyarakat Indonesia sekarang jadi berubah. Dengan adanya dunia maya dan media cetak itu masyarakat Indonesia sekarang bisa tahu apa saja makanan-makanan luar negeri yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang luar negeri.
Seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara luar terutama negara-negara barat suka sekali mengonsumsi makanan-makanan cepat saji (fastfood). Dan itu pula yang di tiru oleh masyarakat kita. Di Indonesia sudah banyak makanan-makanan luar negeri yang tersedia dalam bentuk cepat saji. Dengan adanya globalisasi kebanyakan masyarakat Indonesia mulai cenderung beralih kemakanan cepat saji. Cepat saji maksudnya adalah makanan yang singkat dalam penyajiannya dan tidak perlu menunggu proses pemasakan yang lama. Makanan cepat saji sekarang banyak dan mudah sekali ditemui. Mungkin dengan hidangan yang lezat dan disajikan dalam waktu singkat, membuat kita untuk sering sekali mengonsumsinya. Padahal kita semua tahu bahwa makanan cepat saji juga mempunyai dampak yang negatif untuk tubuh kita dalam jangka panjang nanti.

2.4 DAMPAK MAKANAN LUAR NEGERI

· Dampak Negatif
Berkembangnya era globalisasi di lingkungan masyarakat Indonesia mempengaruhi rasa nasionalisme kuliner tradisional Indonesia. Hal tersebut menimbulkan pandangan dari beberapa masyarakat yang berpendapat bahwa makan di restoran cepat saji yang mewah seperti Mc Donald’s, KFC, Dunkin Donuts, Pizza Hut, Hoka Hoka Bento, dan Solaria akan terasa lebih enak dan bergengsi daripada makan di warteg (warung tegal), atau warung-warung di pinggir jalan yang menjual makanan asli Nusantara. Hal tersebut akan menggeser bahkan cepat atau lambat orang-orang akan mulai melupakan makanan tradisional.
Makanan cepat saji sudah sangat populer di hampir semua kalangan masyarakat Indonesia. Dari yang muda sampai yang tua pasti sudah mencicipinya. Makanan-makanan tersebut memang sangat mudah ditemui di mall-mall, restoran dan pertokoan besar di pusat dan pinggiran kota. Dan mungkin juga telah membudaya dan menjadi santapan elit terutama bagi kaum remaja di perkotaan.
Tapi sayangnya banyak dari kita yang tidak tahu bahwa jenis-jenis makanan cepat saji pada umumnya sangatlah berpotensi sebagai junk food. Junk food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau memiliki sedikit kandungan nutrisi.

Ciri-ciri makanan golongan junk food adalah:
ü Mengandung lemak jenuh yang tinggi,
ü Bergula tinggi,
ü Kandungan nutrisi lainnya tipis, seperti protein, vitamin dan mineral,
ü Mengandung banyak sodium (garam-garaman),
ü Mengandung banyak kolesterol,
ü Mengutamakan citarasa.

Dibawah ini adalah kandungan kolesterol, lemak, kalori, dan garam yang terkandung dalam makanan dan minuman junk food.
Dibawah ini beberapa tips untuk menghindari kebiasaan mengonsumsi junk food tersebut diantaranya adalah:
1. Biasakan makan di rumah sebelum pergi beraktivitas ke luar rumah.
2. Makan teratur dan biasakan sarapan pada pagi hari.
3. Minum banyak air.
4. Belajar bagaimana membuat makanan yang lezat dan sehat di rumah. Hal ini bisa didapat dengan cara membeli buku resep makanan, bertanya kepada teman ataupun keluarga, ataupun kursus memasak.
5. Jika ingin mengemil maka sebaiknya mengonsumsi buah-buahan ataupun biskuit gandum.
6. Mencari informasi mengenai dampak negatif dari junk food.
7. Mulailah berolahraga secara teratur.
8. Kontrol terhadap diri sendiri serta ciptakan suasana yang mendukung usaha anda dalam menghindari konsumsi junk food.

Masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi makanan luar negeri hanya karena tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman. Kebanyakan masyarakat Indonesia terutama para remaja berifikir bahwa jika kita memakan makanan dari luar negeri akan terlihat keren. Itulah dampak dari globalisasi makanan luar negeri yang mengubah pola makan masyarakat Indonesia.
· Dampak Positif
Dampak makanan luar negeri yang ada di Indonesia juga memberikan banyak hal positif seperti kemajuan pengetahuan tentang makanan-makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang luar negeri. Makanan cepat saji yang tersedia juga membuat masyarakat lebih praktis jika sedang berada dalam keadaan darurat. Masuknya makanan dari luar negeri juga memberikan ide-ide baru bagi orang orang Indonesia dalam melakukan inovasi. Contohnya adalah kue cubit, kue khas dari Garut tersebut yang pada umumnya hanya ditaburi dengan meses di atasnya, sekarang sudah dijual dengan rasa green tea.
Salah satu contoh lainnya adalah Iffah Syarifah Hendrayati, penerima Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 kategori inovasi pasar perkebunan di kantor Kementerian Pertanian dengan produknya "Greentea Rice Cracker". Inovasi yang beliau lakukan adalah mencampurkan makanan tradisional opak dengan cokelat dan green tea (teh hijau). Dua hal itu membuktikan bahwa budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meninggalkan ciri khas dari budaya tersebut. Sebenarnya pengaruh budaya dari luar itu tidak selamanya negatif, karena pengaruh budaya luar bisa pula memberi inspirasi bagi negara itu sendiri.

2.5 CARA MEMPERTAHANKAN MAKANAN TRADISIONAL INDONESIA

Memang ketika kita mengikuti memakan apa yang dimakan oleh orang-orang luar negeri bisa dikatakan keren dan tidak ketinggalan zaman, tetapi kita juga harus mencintai makanan tradisional yang kita miliki. Lalu bagaimana kita bisa mempertahankan makanan tradisional ketika makanan luar negeri masuk ke Indonesia?
Yang pertama, biasanya makanan-makanan tradisional hanya diperjual-belikan di Indonesia, kita harus bisa memperkenalkannya ke negara-negara yang besar dan maju agar negara tersebut juga bisa merasakan makanan asli indonesia. Saat kita pergi berkunjung ke luar negeri, jangan lupa membawa makanan tradisional Nusantara dan persilahkan kepada orang-orang disana untuk mencicipinya.
Yang kedua, pemerintah juga harus mendukung memperkenalkan makanan tradisional Indonesia di luar negeri. Jika tanpa dukungan pasti makanan tradisional Indonesia tidak bisa dikenal oleh negara-negara asing lainnya. Contohnya, pemerintah harus membentuk kelompok-kelompok yang bisa memperkenalkan makanan tradisional di luar negeri.
Yang ketiga, menumbuhkan kesadaran dari diri sendiri untuk tetap melestarikan makanan tradisional karena hal tersebut bisa dibilang adalah jati diri bangsa. Walaupun hanya dengan sedikit kesadaran, hal tersebut akan menyelamatkan makanan tradisional di negeri ini.
Yang keempat, Pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaimana cara mengadaptasi budaya lokal di tengah maraknya globalisasi.
Yang kelima, berpartisipasi dalam acara-acara yang berhubungan dengan kuliner tradisional Indonesia dan juga tidak lupa untuk mengajak orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya.
Jadi, sebenarnya masyarakat Indonesia boleh mencicipi atau mengkonsumsi makanan-makanan luar negeri tetapi tidak dengan meniggalkan makanan-makanan tradisional yang dimiliki Indonesia.
Share
Banner

Post A Comment:

0 comments:

Entri yang Diunggulkan

Apa salah cadar?

Bismillahirohmanirrohim Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh Perkenalkan nama saya wilda Lastari, usia saya 20 tahun. Dan saya ting...