A. Filosofis Filosofis adalah istilah yang berasal dari kata dasar filsafat.Dengan merubah filsafat menjadi filosofis, selanjutnya terjadi penambahan makna yang berarti berdasarkan filsafat.Filsafat berasal dari dua patah kata bahasa yunani yaitu “philos” dan “Sophia”.Secara etimologis philos berarti cinta (loving dalam bahasa inggris), sedang Sophia berarti kebijaksanaan (wisdom dalam bahasa inggris), atau pemahaman yang mendalam.Pengertian filsafat menurut bahasa ahlinya adalah “cinta terhadap kebijaksanaan”. Harold Titus mengemukakan pengertian fillsafat yang lebih luas dengan mengemukakan konsep dengan lima pengertian filsafat. Ia mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut: 1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis. 2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi. 3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. 4. Filsafat adalah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. 5. Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat. Pengertian filosofi menurut para ahli Menurut sejarahnya filsafat barat pertama kaali muncul di yunani sekitar abad ke-7 sebelum masehi.Sokrates, Plato dan ArisToteles merupakan contoh filsuf. Filosofi, falsafah, atau filsafat merupakan tiga nama yang mengacu pada satu benda yang sama. Menurut para ahli arti filosofi adalah disipin ilmu yang berfokus pada pencarian dasar-dasar serta penjelasan yang nyata. Definisi filosofi adalah ungkapan seseorang mengenai sikap nilai, dan kepercayaaan walaupun pada waktu yang lain, walaupun pada waktu yang lain ungkapan tersebut menjadi ideology kelompok/ kepercayaan kelompok. Jika merujuk pada kamus besar bahasa Indonesia (KKBI) pengertian filososfi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu, asal adanya sesuatu, dan hukumnya. Dalam mempelajari filsafat dibutuhkan logika yang baik yaitu kemampuan bernalar dan berfikir secara lurus, tepat dan teratur, Dalam filsafat kita juga akan mempelajari estetika atau keindahan. Kebalikan dari estetika dalam epistemology kita akan melihat sesuatu dari sisi benar atau salah secara objektif, selain itu, dalam filsafat kita juga akan mempelajari asal muasal adanya sesuatu dan hakekatnya yaitu dalam bidang ilmu metafisika. Pengertian filosofi pendidikan adalah hasil perenungan serta aliran pemikiran yang mendalam mengenai dunia pendidikan.Pendidikan adalah hidup dan belajar dengan melakukan sesuatu. Pengertian filosofi kebidanan adalah kerangka dasar yang menjadi pedoman untuk berfikir dan bertindak. Pengertian filosofi bisnis adalah visi dan misi suatu bisnis serta bagaimana cara meraihnya. Pengertian filosofi organisasi adalah patokan yang dijadikan tolak ukur organisasi dalam suatu badan ataupun perusahaan agar perusahaan tersebut berjalan dengan baik dan benar. B. LANDASAN FILOSOFI PENDIDIKAN Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta rasa maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan berfungsi dalam perjalanan hidupnya.filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Dalam pendidikan terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan akan diperoleh pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan,yang akan dijadikan titik tolak praktek pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif. Menurut Cohen, L.N.M. (1999) bahwa terdapat 3 (tiga) cabang-cabang Filosofi (Filsafat) yang masing-masing memiliki sub cabang. Ketiga cabang-cabang tersebut adalah Metaphysic (Metafisika), Ephistemology (Epistemologi), dan Axiology (Aksiologi). Sedangkan menurut Ornstein, A.C, dkk (2011), menyebutkanya sebagai terminologi pendidikan yang dibagi menjadi empat terminologi, yaitu Metaphysics (Metafisika), Ephistemology (Epistemologi), Axiolgy (Aksiologi), dan Logics (Logika). Menurut Ornstein, A.C. dan Levine, D.U yang dikutip kembali oleh Halim dan supriyono (2012), Metafisika menyelidiki hakikat realitas atau menjawab pertanyaan:“Apa hakikat realitas?”. Dalam spekulasi mengenai hakikat keberadaan, orang-orang yang berorientasi metafisika memiliki pandangan berbeda-beda dan tidak menemukan kesepakatan. Bagi mereka yang idealis realitas dipandang sebagai konteks non material atau spiritual. Bagi mereka yang realis, realitas dipandang sebagai keteraturan obyektif yang terjadi secara independen pada diri manusia. Bagi mereka yang pragmatis, realitas dipandang sebagai hasil pengalaman manusia dengan lingkungan sosial dan fisiknya. Sedangkan menurut Tatang (2010), Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas hakikat realitas (segala sesuatu yang ada) secara menyeluruh (komprehensif). Epistemologi berasal dari bahasa Latin “episteme” yang artinya “ilmu pengetahuan” dan “logos” yang berarti “teori”. Jadi epistemologi berarti teori ilmu pengetahuan. Epistemologi mempertanyakan: “Apa hakekat ilmu pengetahuan?” Bagaimana kita dapat mengetahui?”. Epistemologi berhubungan dengan pengetahuan dan mengetahui. Epistemologi berhubungan erat dengan metode mengajar dan belajar. Bagi orang idealis, pengetahuan dan mengetahui dipandang sebagai mengingat ide-ide laten di dalam pikiran. Para realis memandang pengetahuan bermula dengan sensasi obyek (stimulus sensori). Para pragmatis memandang bahwa kita menciptakan pengetahuan dengan berinteraksi dengan lingkungan (Salahudin yang dikutip kembali oleh Halim dan Supriyono, 2012). Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas tentang hakikat nilai. Aksiologi terdiri dari Etika adalah cabang filsafat (bagian aksiologi) yang mempelajari atau membahas tentang hakikat baik jahatnya perbuatan manusia; dan Estetika adalah cabang filsafat (bagian aksiologi) yang mempelajari atau membahas tentang hakikat seni (art) dan keindahan ( beauty). Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari atau membahas tentang asas-asas, aturan-aturan, prosedur dan kriteria penalaran (berpikir) yang benar. Logika antara lain membahas tentang bagaimana cara berpikir yang tertib agar kesimpulan-kesimpulannya benar. C. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IDEALISME, REALISME, DAN PRAGMATISME Pembimbing : Sumianto, M.Pd M. Syahrul Rizal, M.Pd Landasan idealisme Para filosof ini mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual.Karna manusia itu adalah makhluk yang berfikir, yang memiliki tujuan hidup, dan yang hidup dalam aturan moral yang jelas. Menurut epistemologis pengetahuan itu diperoleh dengan cara mengingat kembali melalui intuisi, sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah melalui nilai moral imperatif yang bersumber dari realitas yang absolute. Landasan realisme Para filosof realisme memandang dunia ini adalah yang hadir dengan sendirinya yang tertata dalam hubungan-hubungan diluar campur tangan manusia, dan mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman dan penggunaan akalnya. Landasan pragmatisme Pragmatisme merupakan suatu sikap hidup, suatu metode dan suatu filsafat yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai suatu ide dan kebenaran sesuatu keyakinan secara praktis. BAB III KESIMPULAN 1. Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Dalam pendidikan mesti terdapat studi pendidikan dan praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan akan diperoleh pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan, yang akan dijadikan titik tolak praktek pendidikan. Dengan demikian, landasan filosofis pendidikan sebagai hasil studi pendidikan tersebut, dapat dijadikan titik tolak dalam rangka studi pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif. 2. Negara Indonesia memiliki filosofis Negara yaitu Pancasila sebagai falsafah Negara. Pancasila menjadi acuan untuk berkarya pada segala bidang. Sejalan dengan ini, Pasal 2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang “Sistem Pendidikan Nasional” menyatakan bahwa “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.Rincian selanjutnya tentang hal itu tercantum dalam penjelasan UU- RI No. 20 Tahun 2003yang menegaskan bahwa pembangunan nasional termasuk di bidang pendidikan adalah pengalaman pancasila dan untuk itu pendidikan nasional mengusahakan antara lain: “Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang berkualitas tinggi dan mampu mandiri”. Sedangkan ketetapan MPR-RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan Pengalaman Pancasila mengaskan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyar Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandngan hidup bangsa Indonesia dan Dasar Negara Republik Indonesia.Sehubungan dengan hal ini, bangsa Indonesia memiliki landasan filosofis pendidikan tersendiri dalam sistem pendidikan nasionalnya, yaitu Pancasila.
About
slider
Recent
Search This Blog
Blog Archive
-
▼
2018
(62)
-
▼
November
(21)
- MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI
- RUKUN IMAN
- Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui
- Pengertian dan Contoh Kalimat Langsung dan Tidak L...
- Pengertian dan Contoh Bilangan Bulat
- Nilai Kebersamaan dalam Perumusan Pancasila
- CIRI-CIRI TUMBUHAN
- 'My Family' (Keluargaku)
- PENYESUAIAN DIRI HEWAN TERHADAP LINGKUNGAN
- SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
- MOTIVASI HIJRAH MUSLIMAH
- Resume Agama Islam Tentang Husnul Khatimah
- Resume Agama Islam tentang Makhraj Huruf
- Resume Landasan Pendidikan Landasan Yuridis dan La...
- Resume Landasan Pendidikan Filosofis
- Resume Pembelajaran IPA SD Makna Pendekatan
- Resume Pembelajaran Ipa SD Pengertian Pendidikan IPA
- Resume Pengertian Bahasa
- Resume SD Keadaan Bahasa Indonesia Di Indonesia
- VIDIO TUTORIAL MEMBUAT GMAIL
- Resume Lingkungan Alam Dan Buatan
-
▼
November
(21)
Powered by Blogger.
About Me
Followers
Click here to load more...
Post A Comment:
0 comments: