Dosen Pengampu : Suhendri, S.Pd. I, M.Pd
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-quran sebagai kitab yang berisi firman-firman Allah SWT. Sebagai umat islam sudah seharusnya kita menjaga kitab yang menjadi pedoman umat islam. Al-qur’an merupakan kalamullah maka dalah segi pembacaannya mempunyai tatacara membacanya dalam arti kata kita mengetahui ilmunya agar tidak terjadi salah arti dalam membaca Al—Qur’an serta bacaannya haruslah tartil. Atas dasar tersebut para ulama menciptakan sebuah disiplin ilmu dalam membaca Al-Qur’an yatu Ilmu Tajwid. Ilmu tajwid di dalamnya menerangkan hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam ilmu tajwid juga di bahas mengenai makhorijul huruf agar dalam segi pembacaannya ada perbadaan dalam semua huruf hijahiyah. Huruf hijahiyah mempunyai sifatul huruf dan sifat itulah yang membedakan masing-masing huruf hijahiyah. Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya. Penddikan dapat diartikan pengaruh bimbingan dan arahan dari orang dewasa kepada orang lain, untuk menuju kearah kedewasaan, kemandirian serta kematangan mentalnya. Selain itu pendidikan merupakan aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi didalam lingkup kehidupannya. B. RUMUSAN MASALAH
1. makhraj huruf?
2. tanda baca?
3. tanda wakaf / berhenti?
4. hukum bacaan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui makhraj huruf
2. Untuk mengetahui tanda baca
3. Untuk mengetahui tanda wakaf / berhenti
4. Untuk mengetahui hukum bacaan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Makhraj Huruf Makhraj Huruf secara bahasa berarti tempat keluarnya huruf. Adapun secara istilah adalah tempat keluarnya suara huruf hijaiyah mulai dari alif sampai ya’. Tempat-tempat keluarnya suara huruf hijaiyah. Tempat keluarnya suara huruf hijaiyah ada 5 kelompok yaitu :
1. Keluarnya dari rongga mulut ( مَوْضِعُ الجَوْفِ ) Pada tempat ini terdapat 1 makhraj, sedangkan hurufnya ada 3 yaitu :
اُوْ اِيْ آ قُوْلُوْا رَحِيْمٌ إِيَّاكَ 2. Keluarnya dari tenggorokan (مَوْضِعُ الحَلْقِ) Pada tempat ini terdapat 3 makhraj, sedangkan hurufnya ada 6 yaitu : Tempat keluar huruf Huruf Contoh Pangkal tenggorokan ء d يَهْدِيْ أَأَنْذَرْتَهُمْ Tengah tenggorokan ح ع عَلَيْهِمْ مَحْشَرٌ Ujung tenggorokan
خ غ أَغْلاَلاً اََلأَخْيَارُ 3. Keluarnya dari lidah ( مَوْضِعُ اللِّسَانِ ) Pada tempat ini terdapat 10 makhraj sedangkan hurufnya ada 18: Tempat keluar huruf Huruf Contoh Pangkal lidah di himpitkan ke langit- langit atas ق يَقْطَعُوْنَ Lidah di depan makhraj ق) ) ك اَلْكِتَابُ Tengah lidah dihimpit ke langit – langit atas ج جِهَادٌ ش أَشْهَدُ ي سَيَقُوْلُ Tepi lidah samping kanan / kiri dihimpit ke gusi kanan / kiri ض مَغْضُوْبِ- تَضْحَكُوْنَ Ujung lidah bagian atas dengan gusi dua buah gigi seri yang atas ر رَبَّنا - ِارْحَمْنَا Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas, ل لَمْ يَلِدْ - لاَعِلْمَ لَنَا Pinggir lidah bagian ujung menempel pada gusi atas ( gusi pada dua gigi seri bagian depan ) ن مِنْ خَوْفٍ- مِنْهُمْ Ujung lidah dihimpitkan ke gigi depan yang atas ط مُطْمَئِنَّةٌ د لَمْ يَلِدْ ت يَتْلُوْنَ Ujung lidah dihimpitkan sedikit renggang ke gigi depan yang bawah ز رَمْزً س يُوَسْوِسُ ص الصَّلاَةُ Ujung lidah dihimpitkan sedikit renggang ke ujung gigi atas ث ثَلاَثَةٌ ظ يَظْلِمُوْنَ ذ يَذُمُّوْنَ 4. Keluarnya dari dua bibir ( مَوْضِعُ الشَّفَتَيْنِ ) Pada tempat ini terdapat 2 makhraj, sedangkan hurufnya ada 4 yaitu : Tempat keluar huruf Huruf Contoh Bibir bawah bagian dalam dihimpitkan sedikit renggang ke ujung gigi atas ف وَلَنْ تَفْعَلُوْا الْكَافِرُوْنَ Dua bibir dihimpitkan menghadap satu sama lain م ب أَبْوَابٌ أَمْوَالَهُمْ Jika sedikit renggang و وَوُفِّيَتْ 5. Keluarnya dari rongga hidung( مَوْضِعُ الخَيْشُومِ ) Pada tempat ini huruf yang keluar menimbulkan bunyi dengung yaitu : ((ب ) نْ ً_ٍ_ٌ Contoh Iqlab ب لَيُنْبَذَنَّ مِنْ بَعْدِ Ikhfa` ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك وَأَنْتُمْ مِنْ جُوْعٍ Idgham bighunnah ي ن م و مَنْ يَقُوْلُ مْ ً_ٍ_ٌ Contoh Ikhfa’ Syafawi ب عَلَيْهِمْ بِعَذَابٍ Idghom mimi م عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ Bunyi nun dan mim bertasydid نّ مّ عَمَّ يَتَسَآءَلُوْنَ Cara mengetahui Makhraj Huruf Untuk mengetahui tempat asal (makhraj) huruf dapat ditempuh dengan tiga cara yang sederhana yaitu : Mengucapkan huruf dengan memberi hamzah washal sebelumnya, seperti: Huruf أ dibaca أَأْ Huruf ع dibaca أَعْ Mengucapkan dengan memberi hamzah washal sebelumnya, kemudian huruf tersebut ditasydid, seperti : Huruf ح dibaca أَحَّ Huruf d dibaca َّd أَ Mengucapkan dengan memberi huruf Ha’ sukun ( هـْ ) setelahnya, seperti Huruf س dibaca سَهْ Huruf ش dibaca شَهْ B. Tanda Baca Al-Qur’an 1. Fathah Fathah (فتحة) adalah harakat yang berbentuk seperti garis horizontal kecil atau tanda petik ( ٰ ) yang berada di atas suatu huruf Arab yang melambangkan fonem (a). Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka, layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem (a). Ketika suatu huruf diberi harakat fathah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-a), contonya huruf lam (ل ) diberi harakat fathah menjadi “la” (لَ ). Cara melafazkannya ujung lidah menempel pada dinding mulut 2. Alif Khanjariah Tanda huruf ALif Khanjariah sama halnya dengan Fathah, yang juga ditulis layaknya garis vertikal seperti huruf alif kecil ( ٰ ) yang diletakkan diatas atau disamping kiri suatu huruf Arab, yang disebut dengan mad fathah atau alif khanjariah yang melambangkan fonem (a) yang dibaca agak panjang. Sebuah huruf berharakat fathah jika diikuti oleh Alif (ا) juga melambangkan fonem (-a) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata “laa” (لاَ) dibaca dua harakat. 3. Kasrah Kasrah (كسرة) adalah harakat yang membentuk layaknya garis horizontal kecil ( ِ ) tanda baca yang diletakkan di bawah suatu huruf arab, harakat kasrah melambangkan fonem (i). Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar. Ketika suatu huruf diberi harakat kasrah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-i), contonya huruf lam (ل) diberi harakat kasrah menjadi (li) (لِ). 4. Dammah Dammah (ضمة) adalah harakat yang berbentuk layaknya huruf ” waw “( wau) (و) kecil yang diletakkan di atas suatu huruf arab ( ُ ), harakat dammah melambangkan fonem (u). Ketika suatu huruf diberi harakat dammah, maka huruf tersebut akan berbunyi (-u), contonya huruf ” lam ” (ل) diberi harakat dammah menjadi (lu) (لُ).Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu dengan huruf “waw” (و ) maka akan melambangkan fonem (-u) yang dibaca panjang. Contohnya pada kata (luu) (لـُو). 5. Sukun ( hara’kat ) Sukun (سکون) adalah harakat yang berbentuk bulat layaknya huruf “ha” (ه) yang ditulis di atas suatu huruf Arab. Tanda bacanya bila ditulis seperti huruf (o) kecil yang bentuknya agak sedikit pipih. Harakat sukun melambangkan fonem konsonan atau huruf mati dari suatu huruf, misalkan pada kata “mad” (مـَدْ) yang terdiri dari huruf mim yang berharakat sehingga menghasilkan bunyi fathah (مَ) dibaca “ma”, dan diikuti dengan huruf “dal” (دْ) yang berharakat sukun yang menghasilkan konsonan atau bunyi (d) sehingga dibaca menjadi “mad” (مـَدْ).Harakat sukun juga misa menghasilkan bunyi diftong, seperti (au) dan (ai), cotohnya pada kata (نـَوْمُ) yang berbunyi (naum)u)) yang berarti tidur, dan juga pada kata (لَـيْن) yang berbunyi (lain) yang berati lain atau berbeda. 6. Tasydid Tasydid ( تشديد) atau yang disebut syaddah ( شدة) adalah harakat yang bentuk hurufnya (w) yang diberi atau seperti kepala dari huruf “sin” (س) yang diletakkan di atas huruf arab (ّ ) yang letaknya diatas suatu huruf Arab. Harakat tasydid melambangkan penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda, sebagai contoh pada kata ( شـَـدَّةٌ) yang berbunyi (syaddah) yang terdiri dari huruf syin yang berharakat fathah (ش) yang kemudian dibaca (sya), diikuti dengan huruf “dal “yang berharakat tasydid fathah ( دَّ) yang menghasilkan bunyi (dda), diikuti pula dengan ta marbuta ( ةٌ) di akhir kata yang menghasilkan bunyi (h), sehingga menjadi (syaddah). 7. Tanwin Tanwin (bahasa Arab: التنوين, “at tanwiin”) adalah tanda baca (diakritik) harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan layaknya bertemu dengan huruf nun mati. 8. Wasal Wasal (bahasa Arab: وصلة, dibaca: washlat) adalah tanda baca atau diakritik yang dituliskan pada huruf Arab yang biasa dituliskan di atas huruf alif atau yang disebut juga dengan Alif wasal. Secara ilmu tajwid, wasal berarti meneruskan tanpa mewaqafkan atau menghentikan bacaan.Harakat wasal selalu berada di permulaan kata dan tidak dilafazkan apabila berada di tengah-tengah kalimat, namun akan berbunyi layaknya huruf hamzah apabila dibaca di awal kalimat. Contoh alif wasal: ٱهدنا ٱلصرط “ihdinas shiraat”Bacaan tersebut memiliki dua alif wasal, yang pertama pada lafaz “ihdinaa” dan “as shiraat” yang manakala kedua lafaz tersebut diwasalkan atau dirangkaikan dalam pembacaannya maka akan dibaca “ihdinas shiraat” dengan menghilangkan pembacaan alif wasal pada kata “as shiraat”. 9. Waqaf Waqaf dari sudut bahasa artinya berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Waqaf dibagi menjadi 4 jenis, diantaranya : o ﺗﺂﻡّ (taamm) – waqaf sempurna – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak mempengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya. o ﻛﺎﻒ (kaaf) – waqaf memadai – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya. o ﺣﺴﻦ (Hasan) – waqaf baik – yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa mempengaruhi makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya. o ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) – waqaf buruk – yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang lain. C. Tanda Waqaf Waqaf artinya berhenti. Tanda waqaf berarti tanda menghentikan bacaan Al-Qur’an. Perhatikan cara membaca Al-Qur’an berikut ini! 1. Apabila waqaf di akhir ayat, huruf terakhir disukunkan (mati). Perhatikan contoh-contoh di bawah ini! - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => 2. Apabila di akhir ayat hurufnya berharakat fathah tanwin (selain huruf ta marbutah), tanwinnya tidak dibaca atau diganti fathah panjang (mad). Perhatikan contoh-contoh di bawah ini! - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => 3. Apabila akhir ayat huruf ta marbutah ( ), ta itu berubah menjadi ha ( ) sukun atau mati. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini! - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => 4. Apabila akhir ayat alif ( ) atau ya ( ) dan sebelumnya berharakat fathah, huruf itu dibaca panjang. Perhatikan contoh-contoh di bawah ini! - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => - Dibaca waqaf => 5. Mengenal tanda waqaf Sebagai muslim dan muslimah ketika membaca Al-Qur’an harus memerhatikan rambu-rambunya. Termasuk rambu dalam membaca kitab suci Al-Qur’an adalah tanda waqaf. Perhatikan tanda-tanda waqaf di bawah ini! No Tanda waqaf Nama Waqaf Artinya 1. Harus berhenti 2. Tidak boleh berhenti 3. Boleh berhenti dan boleh terus 4. Lebih utama berhenti 5. Lebih utama diteruskan 6. Berhenti dan menahan nafas sejenak 7. Berhenti pada tanda pertama dan terus pada tanda berikutnya atau sebaliknya Bacaan wasal Ketika kita membaca Al-Qur’an harus tartil. Tidak terburu-buru atau cepat, serta jelas bacaan panjang pendeknya. Bacalah Al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid. Jelas makhrajnya dan fasih bacaannya. Ketika ada tanda waqaf, berhenti. Begitu juga ketika ada tanda baca wasal, terus membacaya. Wasal artinya terus atau menyambung bacaan. Maksudnya meneruskan bacaan Al-Qur’an sampai ada tanda waqaf. Tidak boleh diputus-putus. Jika tidak kuat nafasnya, boleh berhenti, tetapi bacaannya diulang kembali. Begitulah cara membaca Al-Qur’an. Biasanya di akhir ayat dibaca waqaf. bacaannya. [9] D. HUKUM BACAAN 1.Pengertian tanda baca Tanda baca huru-huruf hijaiyah yang sering digunakan disebut sebagai harakat ( حَرَكَةٌ ) atau syakal ( ٌشَكْل ). Tanda baca itu digunakan untuk membunyikan huruf-huruf hijaiyah. Semua huruf hijaiyah tidak dapat berbunyi tanpa melibatkan tanda baca ini. Huruf-huruf hijaiyah dalam bahasa indonesia di kenal dengan konsonan, sedangkan tanda bacanya dikenal dengan vokal, semua konsonan tanpa vokal tidak akan berbunyi.Jadi, yang dimaksud tanda baca disini adalah tanda-tanda yang digunakan dalam huruf-huruf hijaiyah yang berguna untuk membunyikan huruf-huruf tersebut. 2.Sejarah munculnya tanda baca Al-qur’an sebagai mana yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, di zamannya tidak terlalu banyak masalah yang terjadi, bai dari sudut pembacaan maupun pemahaman isi kandungannya. Jika seorang sahabat tidak mengertimasalah-masalah Alqur’an maka dapat berkonsultasi pada nabi Muhammad saw, secara langsung isi kandungan alqur’an di jelaskan oleh nabi saw, melalui sunahnya, sedang cara pelafalan di tentukan berdasarkan “ Tauqifi” yakni bacaan sebagaimana yang diajarkan rasullullah saw. Sekalipun pada zaman rasullullah dan Khulafaur Rasyidin Alquran belum bertitik dan bersyakal, namun para shabat Nabi belum mendapatkan kesulitan membacanya, tetapi setelah wilayah islam meluas dan pengikutnya semakin banyak menjadikan timbul beberapa kasus terutama bagi orang-orang araby (orang pedalaman). Saat Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah, tanda baca yang digunakan Abu Aswad Ad-Dauli tersebut disempurnakan oleh Nashir bin Ashim dan Yahya bin Aa’mar dengan menambah tanda-tanda untuk huruf-huruf yang bertitik dengan tinta sama dengan tulisan Alqur’an. Hal ini berlaku dimasa Bani Umayah dan awal Bani Abbasiyah. Kemudian Al-khalil mengambil inisiatif membuat tanda-tanda baca baru, yaitu huruf wau kecil ( ) di atas untuk Dhommah, huruf alif kecil ( ) di atas untuk Fathah, huruf ya’ kecil ( ) di bawah untuk Kasroh, kepala huruf sin ( ) untuk tanda Tasydid, dan kepala ha’ ( ) di atas untuk Sukun dan kepala ‘ain ( ) untuk Hamzah. Tanda-tanda tersebut disederhanakan sehingga menjadi seperti tanda-tanda baca yang ada sekarang. Bentuk-bentuk tanda baca Sebagaimana yang dijelaskan dalam sejarah tersebut, maka tanda baca huruf-huruf hijaiyah terdapat 5 macam, yaitu : 1. Tanda baca baris satu ( —ُ—ِ—َ ) Jika diatas berupa alif disebut fathah, jika dibawah berupa alif disebut kasrah, dan jika diatas berupa wawu disebut dhommah. 2. Tanda baca baris dua ( —ٌ—ٍ—ً ) atau tanwin. Tanda baca ini disebut “tanwin”, yang kejadiannya sama dengan tanda baca satu dengan dirangkap dua. 3. Tanda baca mati ( —ْ ) Tanda baca ini disebut sukun. 4. Tanda baca ganda ( —ّ ) Tanda baca ini disebut “tasydid” ada yang mengatakan “ tazh’if”. 5. Tanda baca panjang ( ) Tanda baca ini digunakan untuk bacaan mad, cara membacanya dipanjangkan. Kelima tanda baca tersebut telah digunakan untuk penulisan semua Mushaf Utsmani, karena mushaf yang digunaklan dewasa ini adalah Mushaf Utsmani. Untuk lebih jelasnya dapat melihat contoh-contoh berikut ini: • Tanda baca Baris satu atas ( fathah ) Tanda baca ini dalam bahasa indonesia diganti dengan vokal “a” Contoh : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Fathah Wawu dan Lam وَلَدًا Waladan 2. Fathah ‘Ain dan Mim عَلِمَ ‘Alima 3. Fathah Kaf dan Ba’ كَذِبَ Kadziba Tanda baca Baris satu bawah (Kasrah) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan vokal “ i ” Contoh : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Kasrah Alif dan Ba’ اِبِلٌ Ibilun 2. Kasrah Ra’ شَرِبَ Syariba 3. Kasrah Dhad غَضِبَ Ghodiba • Tanda baca Baris depan satu (Dhommah) Tanda baca ini dalam bahsa Indonesia diganti dengan vokal “u” Contoh : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Dhommah Kaf dan Ta’ كُتُبٌ Kutubun 2. Dhommah Tha’ dan Ra’ طُرُقٌ Thuruqun 3. Dhommah Zhad ظُلْم Zhulmun • Tanda baca Baris dua atas (Fathatain) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “an” Contoh : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Fathatain Ta’ ًصَدَقَة Shadaqatan 2. Fathatain Dal اَحَدًا Ahadan 3. Fathatain Ba’ ذَنْبًا Zdamban • Tanda baca Baris dua bawah (Kasratain) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “in” Contoh : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Kasratain Lam جَمَلٍ Jamalin 2. Kasratain Ta’ فِنَةٍ Finatin 3. Kasratain Nun ثَمَنٍ Tsamanin • Tanda baca Baris dua depan (Dhommatain) Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “un” Contoh : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Dhommatain Kha’ ًاَخٌ Akhun 2. Dhommatain Qaf غَرَكٌ Gharakun 3. Dhommatain ‘Ain ٌسَمْع Sam’un • Tanda baca mati (Sukun) Selain hamzah, semua huruf hijaiyah menerima tanda baca sukun, dan dengan adanya sukun menjadi mati huruf tersebut, yang dalam bahasa Indonesia sama dengan konsonan. Jika hamzah duberi sukun, maka namana alif, sedangkan alif yang diberi tanda baca hidup menjadi hamzah. Perubahan alif ke hamzah disebut “Alif Yabisah” Contoh tanda baca mati : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Sukun Za’ يَزْعُمُ Yaz’umu 2. Sukun Ha’ dan Wawu يَحْمَدُوْنَ Yahmaduuna 3. Sukun Sin يُوَسْوِسُ Yuwaswisu • Tanda baca ganda (Tasydid) Jika ada dua huruf yang sama dan bergandengan, yang satu hidup sedang yang lain mati. Misalnya huruf (جَ/جً), maka huruf tersebut dapat ditulis dan dibaca dengan tasydid menjadi (جَّ). Hal itu jika huruf yang hidup tidak dibedakan dengan fathah, kasrah ataukah dhommah, semuanya sama. Contoh: No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Tasydid Nun جَنَّةٌ Jannatun 2. Tasydid ‘Ain فَعَّالٌ Fa’aalun 3. Tasydid Ba’ مُتَبَّرٌ Mutabbarun • Tanda baca panjang Tanda baca panjang dalam Alquran terbagi menjadi dua rincian yaitu:1. Tanda baca panjang yang berasal dari tanda baca hidup berbaris satu, baik fathah, kasrah, maupun dhommah. Jika berasal dari fathah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di atas ( ), jika berasal dari kasrah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di bawah ( ), dan jika berasal dari dhommah maka tanda baca panjangnya dengan dhommah terbalik diatas ( ). Bagian pertama ini cara mambacanya sepanjang dua ketukan atau satu alif. Sedangkan panjang pendek ketukan disesuaikan panjang pendeknya irama bacaan yang dibaca.2. Tanda baca panjang yang dipanjangkan, ia tidak hanya dibaca dua ketukan tetapi lima ketukan (dua setengah alif) atau bahkan enam ketukan (3 alif ) tanda baca ini disimbolkan dengan ( ~ ) kedua tanda baca panjang tersebut sering kali digunakan dalam bacaan mad (bacaan yang dipanjangkan). Contoh : No. Tanda Baca Huruf Ditandai Contoh Cara Membaca 1. Fathah tegak Sin dan Mim سَـمٰوٰتِ Samãwãti 2. Fathah tegak Ya’ قِــيٰمَةْ Qiyãmah 3. Fathah tegak Sin dan Lam بِرِسٰلٰتِى Birisãlãtî 4. Kasrah tegak Ha’ بِنَـصْرِهٖ Binashrihî 5. Kasrah tegak Ha’ بِــــــهٖ Bihî 6. Kasrah tegak Ha’ عَلَيْــهٖ ‘Alaihî 7. Dhommah terbalik Ha’ اِنَّــــهٗ Innahû 8. Dhommah terbalik Ha’ اَمْرُهٗ Amruhû 9. Dhommah terbalik Ha’ يَــؤُدُهٗ Yaûduhû 10. Tanda panjang Ya’ اَغْنـِــيَآءُ Aghniyaã’ 11. Tanda panjang Lam اُولۤئِــــكَ Ulaãika
Post A Comment:
0 comments: